Langsung ke konten utama

Radio

 RADIO KECIL KENZI

Ini nichhhh...radio penghibur milik Kenzi. Radio ini yang menemani Kenzi jika butuh musik hiburan. Radio ini sangatlah membantu Mbah Putri untuk menenangkan Kenzi dengan cara memperdengarkan musik.

Suatu kali, saat Kenzi berusia 3 bulan dan harus Bunuk tinggal kerja, Mbah Putri minta Baton untuk belikan Kenzi sebuah radio kecil cukup untuk bisa mendengar musik atau berita radio. Mungkin Mbah Putri ingin mengulang pengalaman ketika Bunuk masih kecil....hmmm...Bunuk pernah dibelikan Mbah Kakung sebuah radio kecil, dan sebagai ungkapan rasa gembira Bunuk, kata Mbah Putri Bunuk langsung merangkak menghampiri Mbah Kakung dan menggigit hidung Mbah Kakung. 

Ternyata benar, Kenzi pun sangat senang akan keberadaan radio ini. Mbah Putri pun terbantu saat malam Paskah 2011 kemarin...Bunuk harus misa malam dengan Baton (gantian dengan Mbah Putri) agar bisa jaga Kenzi. Ketika jam menunjukkan pukul 10.30 malam, Kenzi terbangun. Seperti biasa, Kenzi harus Bunuk beri ASI agar sehingga Kenzi bisa langsung tidur lagi. Namun, karena Bunuk dan Baton masih di gereja, Mbah Putri sempat kebingungan karena Kenzi terus menangis tidak menemukan nenennya Bunuk. 

Cara yang dilakukan Mbah Putri saat itu adalah, Mbah Putri langsung hidupkan radio dan cari musik. Ternyata yang Mbah Putri temukan malah gamelan karena di radio ada wayangan...ehhhh, mengejutkannya, Kenzi langsung tidur tenang sampai Bunuk dan Baton kembali dari gereja.

Kenzi tidak asing dengan musik jenis itu. Karena sejak Bunuk hamil kenzi pun, Bunuk selalu perdengarkan musik tradisional lewat tape-recorder milik Mbah Kakung. Kebetulan juga Mbah Kakung doyan denga musik jenis itu. Semoga Kenzi selalu ingat asal muasal budaya Kenzi. Ga lupa dengan daerah asal Bunuk. Walaupun Baton bukanlah orang Jawa asli, tetapi budaya Indonesia haruslah Kenzi kenal. OK, my lovely son...?

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Edisi Januari 2012

ROMANTISME Uhuy !!! Untuk hari ini, special buat yang special dehhhhh, gak papa kan sok romantis dikit, biar selalu terpupuk yang namanya "cinta" itu....hehehhehee, biar si cinta selalu senang dan bergembira karena selalu dibicarakan oleh manusia.... Namun, yang pasti, Si Pemilik Cinta sesungguhnyalah yang bahagia, karena Ia memberikan anugerah itu dengan cuma-cuma, seperti cinta-Nya pada manusia. Buat Lelakiku Coba aku menghitung setiap hari yang indah ini dengan hitungan sekon sejak jatuh cinta.karena sejak awal tak kusadari setiap detiknya, hanya memaknai rasa yang terpilin masuk ke kalbu hatiku.eh,tak ada yang aneh lagi 'kan?kita hanya sepasang manusia yang memaknai setiap jalan-Nya.semua yang kita rasa itu bagai jalinan benang yang akan kita bentuk menjadi kain berguna,kertas putih berwarna,juga rangkaian bunga indah di jambangan.ayo,kita teliti...walau kita berjalan sambil bertelanjang kaki,dan kerikil mencoba melukai,kita masih tegak berdiri sambil berge...

Belajar dari Mengamati

Belajar dari Mengamati Aku percaya bahwa setiap anak memiliki perkembangannya sendiri-sendiri. Tidak terkecuali My Kenzi.... Kebahagaiaan yang tak terkira setiap temukan bertambahnya akalnya. Tak disangkal juga, anak belajar dari mengamati. Hal itu yang sering terjadi pada Kenzi. 1. Setiap kali Kenzi menemukan bedaknya, Kenzi selalu menarik tangan orang yang di dekatnya agar membuka tangan dan seperti menumpahkan bedak ke telapak tangan kita. Kenzi akan tampak senang jika kemudian kita melakukan gerakan seperti orang membedaki wajahnya, kemudian ia akan ulangi lagi. Tampaknya Kenzi sering memperhatikan Bunuk dan Baton jika membedaki Kenzi...hmm. 2. Waktu rambut Bunuk agak panjang, Bunuk suka kuncit rambut Bunuk dengan ikat rambut berwarna biru milik Bunuk. Setiap kali Kenzi menemukan ikat rambut Bunuk, Kenzi akan pegang kepala Bunuk dan mulai mengacak-acak rambut seperti akan mengikatnya. Rupanya Kenzi suka memperhatikan Bunuk mengikat rambut...hmm 3. Nah, ini nich yang sed...

Rumahku "Mewah" alias Mepet Sawah

  Beda Suasana, Beda Rasanya Kami sekeluarga sekarang tinggal di sebuah desa perbatasan Bandarlampung-Lampung Selatan. Desa kami masih di lokasi Bandarlampung. Tepatnya di Way Kandis, Bandarlampung. Membahagiakan sekaligus mempersiapkan segalanya, mental dan material untuk kami siap tinggal di rumah kami. belajar berdikari, mengelola segalanya berdua, dan hidup sebagai sebuah keluarga kecil di suatu masyarakat sosial yang notabene masih keluarga muda. Rumah kami yang "mewah" alias mepet sawah, hahahahhahaha, menjadi rumah di mana kami berteduh dari panas dan hujan, tempat kami berbagi suka dan duka, tempat kami berbagi tawa dan kegembiraan, tempat kami mempersiapkan masa depan, tempat bernaung yang nyaman, insya Allah....  :)) Malam pertama kami tidur di rumah Way Kandis terasa agak aneh, karena ketika di Gunung Sulah lingkungan sosialnya ramai 24 jam. Tiba-tiba harus berhadapan dengan suasana desa dan perkampungan, yang pukul 6 sore suasana sudah sangat sepi. Hari it...