Langsung ke konten utama

Panglima Kecilku

Perkembangan Kenzi setiap waktunya selalu menjadi hal yang amazing untuk ibu. Walaupun di usia 8 bulan ini tumbuhnya gigi, merangkak, belum tampak ditunjukkan. Selalu sehat. Itu yang terpenting! Mbah Putri selalu menguatkan kalau Kenzi akan menunjukkan perkembangan itu. "Anake wong mlaku yo mestine iso mlaku, tho...sing sabar...". Namun, tampaknya Kenzi nalar dulu baru perkembangan-perkembangan yang lain. Kenzi sudah bisa bergumam (seperti bernyanyi) dan goyangan kepala yang buat banyak orang terhibur. 

Mikhael. Sebuah nama yang menjadi harapan Baton jika anak ibu laki-laki. Sampai-sampai Baton beli sebuah buku yang khusus mengulas Mikhael, Panglima malaikat Tuhan. Baton dan Bunuk selalu berharap selama kehidupan Kenzi selalu berpegang pada daya dan kekuatan-Nya. Kenzi menjadi panglima kecil yang membawa kebahagiaan dan kegembiraan bagi kami, amin.

Mbah Aung sakit. Sudah beberapa hari ini harus diopname di RS Imanuel. Baton harus bolak-balik RS untuk bergantian dengan Mbah Uti, bulek, dan Pakde Totok untuk jaga Mbah Aung. Malamnya Baton harus temani Mamas Tama bobo karena biasanya Mamas Tama bobo dengan Mbah Aung. Waktu jenguk Mbah Aung di RS, Mbah Aung ditunjukkan foto Kenzi dan Mbah Aung tertawa lihat tawa Kenzi yang bibirnya aduhai kece itu, qiqiqi. Semoga Mbah Aung cepat pulih ya, Nak... doakan kesehatan Mbah Aung selalu.

Kemarin Bunuk dan Baton sempat khawatir atas kesehatan Kenzi, karena dalam sehari Kenzi BAB sampai 5 kali. Bunuk langsung buka google dan cari tahu obatnya. Kata Mbah Putri, itu artinya ngenteng-ngentengi atau tambah pintarnya. Namun Bunuk tetap berusaha cari tahu sebabnya dan obatnya. Baton segera cari susu *** khusus untuk bayi yang sedang terserang diare. Puji Tuhan, tadi saat Bunuk pulang istirahat siang, BAB Kenzi tidak sebanyak kemarin. Semoga Kenzi selalu sehat, ya, Nak....

Postingan populer dari blog ini

Edisi Januari 2012

ROMANTISME Uhuy !!! Untuk hari ini, special buat yang special dehhhhh, gak papa kan sok romantis dikit, biar selalu terpupuk yang namanya "cinta" itu....hehehhehee, biar si cinta selalu senang dan bergembira karena selalu dibicarakan oleh manusia.... Namun, yang pasti, Si Pemilik Cinta sesungguhnyalah yang bahagia, karena Ia memberikan anugerah itu dengan cuma-cuma, seperti cinta-Nya pada manusia. Buat Lelakiku Coba aku menghitung setiap hari yang indah ini dengan hitungan sekon sejak jatuh cinta.karena sejak awal tak kusadari setiap detiknya, hanya memaknai rasa yang terpilin masuk ke kalbu hatiku.eh,tak ada yang aneh lagi 'kan?kita hanya sepasang manusia yang memaknai setiap jalan-Nya.semua yang kita rasa itu bagai jalinan benang yang akan kita bentuk menjadi kain berguna,kertas putih berwarna,juga rangkaian bunga indah di jambangan.ayo,kita teliti...walau kita berjalan sambil bertelanjang kaki,dan kerikil mencoba melukai,kita masih tegak berdiri sambil berge...

Belajar dari Mengamati

Belajar dari Mengamati Aku percaya bahwa setiap anak memiliki perkembangannya sendiri-sendiri. Tidak terkecuali My Kenzi.... Kebahagaiaan yang tak terkira setiap temukan bertambahnya akalnya. Tak disangkal juga, anak belajar dari mengamati. Hal itu yang sering terjadi pada Kenzi. 1. Setiap kali Kenzi menemukan bedaknya, Kenzi selalu menarik tangan orang yang di dekatnya agar membuka tangan dan seperti menumpahkan bedak ke telapak tangan kita. Kenzi akan tampak senang jika kemudian kita melakukan gerakan seperti orang membedaki wajahnya, kemudian ia akan ulangi lagi. Tampaknya Kenzi sering memperhatikan Bunuk dan Baton jika membedaki Kenzi...hmm. 2. Waktu rambut Bunuk agak panjang, Bunuk suka kuncit rambut Bunuk dengan ikat rambut berwarna biru milik Bunuk. Setiap kali Kenzi menemukan ikat rambut Bunuk, Kenzi akan pegang kepala Bunuk dan mulai mengacak-acak rambut seperti akan mengikatnya. Rupanya Kenzi suka memperhatikan Bunuk mengikat rambut...hmm 3. Nah, ini nich yang sed...

Rumahku "Mewah" alias Mepet Sawah

  Beda Suasana, Beda Rasanya Kami sekeluarga sekarang tinggal di sebuah desa perbatasan Bandarlampung-Lampung Selatan. Desa kami masih di lokasi Bandarlampung. Tepatnya di Way Kandis, Bandarlampung. Membahagiakan sekaligus mempersiapkan segalanya, mental dan material untuk kami siap tinggal di rumah kami. belajar berdikari, mengelola segalanya berdua, dan hidup sebagai sebuah keluarga kecil di suatu masyarakat sosial yang notabene masih keluarga muda. Rumah kami yang "mewah" alias mepet sawah, hahahahhahaha, menjadi rumah di mana kami berteduh dari panas dan hujan, tempat kami berbagi suka dan duka, tempat kami berbagi tawa dan kegembiraan, tempat kami mempersiapkan masa depan, tempat bernaung yang nyaman, insya Allah....  :)) Malam pertama kami tidur di rumah Way Kandis terasa agak aneh, karena ketika di Gunung Sulah lingkungan sosialnya ramai 24 jam. Tiba-tiba harus berhadapan dengan suasana desa dan perkampungan, yang pukul 6 sore suasana sudah sangat sepi. Hari it...