Langsung ke konten utama

Edisi 1 Tahun 5 Bulan

Kenzi Suka Main Tanah

Semenjak Kenzi suka titah, dengan cara mencari-cari jari telunjuk orang-orang di sampingnya (terutama Bunuk), Kenzi seringkali mengajak pergi ke halaman rumah Mbah Dayat. Yang dicari Kenzi adalah batu bata yang sudah remuk. Tidak hanya satu batu bata yang diambil, melainkan dua batu bata. Cara Kenzi mengambil batu bata tersebut adalah, satu persatu diambilnya kemudian ia letakkan di halaman samping rumah Mbah Dayat dan siap beraksi.

Awalnya Bunuk tidak paham apa yang akan Kenzi lakukan, rupa-rupanya, Kenzi "menggulek" (menggerus) pecahan batu bata yang masih kasar menjadi halus. Jika batu bata sudah halus, Kenzi akan mencari batu bata yang masih kasar untuk ia tumbuk menjadi halus. begitu seterusnya. Sampai-sampai dengan kegemarannya ini, orang-orang bilang kalau punya adik pasti perempuan, karena mamasnya sudah suka main masak-masakkan. Masakan iya, sich? Kalau iya, aku jawab amin, hehehehhehe. (Pasti Baton senang banget nich....qiqiqiqi).

Kebiasaan Kenzi yang suka main tanah berdampak pada kuku-kukunya yang menghitam walaupun Bunuk rajin memotongnya. Hal ini menimbulkan kekhawatiran Bunuk akan kesehatan makanan yang masuk ke mulutnya jika melalui tangannya tersebut. Harus menjadi kesigapan orang-orang di sekitar Kenzi untuk membuat tangan Kenzi dalam keadaan bersih.
Selain main tanah, Kenzi juga suka sekali main kejar-kejaran dengan teman-temannya di rumah. Ada Mbak Pita, Mbak Kayla, Mbak Sasa, Mbak Putri, Mbak Wulan, Farrel, Iyan, dll. Karena Kenzi termasuk yang paling kecil, jadi Kenzi selalu digoda sehingga Kenzi akan merasa senang dan berusaha lari. Duhhhh, kalau sudah lihat Kenzi tertawa bahagia, betapa bahagianya Bunuk dan ingin selalu melihat tawa bahagia dari Kenzi.



Komentar

  1. Wah, Mas Kenzi kreatif ya udah bisa tumbuk2, nanti ajarin Hanuun ya;)

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Edisi Januari 2012

ROMANTISME Uhuy !!! Untuk hari ini, special buat yang special dehhhhh, gak papa kan sok romantis dikit, biar selalu terpupuk yang namanya "cinta" itu....hehehhehee, biar si cinta selalu senang dan bergembira karena selalu dibicarakan oleh manusia.... Namun, yang pasti, Si Pemilik Cinta sesungguhnyalah yang bahagia, karena Ia memberikan anugerah itu dengan cuma-cuma, seperti cinta-Nya pada manusia. Buat Lelakiku Coba aku menghitung setiap hari yang indah ini dengan hitungan sekon sejak jatuh cinta.karena sejak awal tak kusadari setiap detiknya, hanya memaknai rasa yang terpilin masuk ke kalbu hatiku.eh,tak ada yang aneh lagi 'kan?kita hanya sepasang manusia yang memaknai setiap jalan-Nya.semua yang kita rasa itu bagai jalinan benang yang akan kita bentuk menjadi kain berguna,kertas putih berwarna,juga rangkaian bunga indah di jambangan.ayo,kita teliti...walau kita berjalan sambil bertelanjang kaki,dan kerikil mencoba melukai,kita masih tegak berdiri sambil berge...

Belajar dari Mengamati

Belajar dari Mengamati Aku percaya bahwa setiap anak memiliki perkembangannya sendiri-sendiri. Tidak terkecuali My Kenzi.... Kebahagaiaan yang tak terkira setiap temukan bertambahnya akalnya. Tak disangkal juga, anak belajar dari mengamati. Hal itu yang sering terjadi pada Kenzi. 1. Setiap kali Kenzi menemukan bedaknya, Kenzi selalu menarik tangan orang yang di dekatnya agar membuka tangan dan seperti menumpahkan bedak ke telapak tangan kita. Kenzi akan tampak senang jika kemudian kita melakukan gerakan seperti orang membedaki wajahnya, kemudian ia akan ulangi lagi. Tampaknya Kenzi sering memperhatikan Bunuk dan Baton jika membedaki Kenzi...hmm. 2. Waktu rambut Bunuk agak panjang, Bunuk suka kuncit rambut Bunuk dengan ikat rambut berwarna biru milik Bunuk. Setiap kali Kenzi menemukan ikat rambut Bunuk, Kenzi akan pegang kepala Bunuk dan mulai mengacak-acak rambut seperti akan mengikatnya. Rupanya Kenzi suka memperhatikan Bunuk mengikat rambut...hmm 3. Nah, ini nich yang sed...

Rumahku "Mewah" alias Mepet Sawah

  Beda Suasana, Beda Rasanya Kami sekeluarga sekarang tinggal di sebuah desa perbatasan Bandarlampung-Lampung Selatan. Desa kami masih di lokasi Bandarlampung. Tepatnya di Way Kandis, Bandarlampung. Membahagiakan sekaligus mempersiapkan segalanya, mental dan material untuk kami siap tinggal di rumah kami. belajar berdikari, mengelola segalanya berdua, dan hidup sebagai sebuah keluarga kecil di suatu masyarakat sosial yang notabene masih keluarga muda. Rumah kami yang "mewah" alias mepet sawah, hahahahhahaha, menjadi rumah di mana kami berteduh dari panas dan hujan, tempat kami berbagi suka dan duka, tempat kami berbagi tawa dan kegembiraan, tempat kami mempersiapkan masa depan, tempat bernaung yang nyaman, insya Allah....  :)) Malam pertama kami tidur di rumah Way Kandis terasa agak aneh, karena ketika di Gunung Sulah lingkungan sosialnya ramai 24 jam. Tiba-tiba harus berhadapan dengan suasana desa dan perkampungan, yang pukul 6 sore suasana sudah sangat sepi. Hari it...