Langsung ke konten utama

Surat untuk Anakku

SURAT UNTUK ANAKKU

Hari berganti hari, perkembanganmu selalu kuikuti dengan perasaan bahagia. Setiap harinya selalu menanti kejutan apa yang akan kau tunjukkan padaku. Pulang kerja menjadi saat-saat yang membahagiakan bisa berjumpa denganmu karena berjam-jam harus menahan rindu karena tak bertemu denganmu.


Kau seperti pengingat bagiku agar aku tak lupa bersyukur. Keajaiban yang kualami mendapatkanmu pun sampai detik ini masih tak sampai di nalarku, bahwa keajaiban-Nya yang jatuh pada diriku sungguhlah tak sampai di akal kemanusiaanku. Memandangmu selalu terucap kata, "terima kasih, Tuhan..."


Aku masih ingat betapa aku bersorak kegirangan saat ku mendapatkan dua garis merah terang di testpack-ku. Padahal saat itu aku sedang dalam proses pengobatan demi usaha mendapatkanmu. Saat itu aku menderita suatu penyakit yang menurut dokter akan susah memiliki keturunan atau lama mendapatkan keturunan. Kalimat yang bagai cambuk atau petir bagi wanita yang mendamba momongan.


Segala saran, browsing, bahkan pengobatan di dokter ini, dokter itu kulakukan tak lama setelah pernikahanku. Dokter bilang, bagaimana bisa hamil kalau penyakit ini tidak dituntaskan terlebih dahulu. Kuikuti saran dokter dengan perasaan berharap cepat mendapatkanmu. Oh iya, postingan tentang ceritaku sudah kuposting di postingan yang dulu (lupa,red)


Terbukti! Bahwa kekuatan manusia dan anggapan manusia bukanlah apa-apa di mata Tuhan. Tuhan mempercayakan aku memilikimu. Ia percaya padaku untuk membimbingmu menjadi anak kesukaan-Nya. Anak Tuhan yang baik dan penuh kasih. Dalam nama Tuhan, aku pasti bisa menuntunmu sesuai jalan yang benar yang dikehendaki-Nya, amin.


Ingatlah, kau diberikan Tuhan telinga untuk selalu bersuka mendengar firmannya. Mendengar kebaikan dan menggunakan telingamu atas ilmu pengetahuan yang baik yang dimaui-Nya. Kau pun diberikan Tuhan tangan untuk bisa memberi sesuatu dengan tanganmu. Kau diberi mata untuk melihat keindahan alam raya yang indah agar kau selalu bersyukur, menggunakan matamu itu untuk melihat yang baik. Kau diberi Tuhan mulut untuk berkata tentang kebenaran firman-Nya dan melagukan pujian bagi nama-Nya. Kau diberikan Tuhan kaki agar kau melangkah ke jalan-Nya yang kudus. Kau diberikan-Nya hati agar kau memiliki hati seperti hati Yesus. Gunakanlah semua itu dengan semestinya dan yang dikehendaki-Nya, anakku.


Hari-hari yang membahagiakan bersamamu adalah surgaku di dunia. Berusaha memberikan pendidikan yang baik dan kasih yang tercurah tanpa kenal batas adalah mauku. Kau permata indah yang tak ternilai harganya yang membuatku tak pernah puas menyenangkan-Nya dengan merawatmu.


Tegarkanlah hatimu jika kau temukan penghalang untuk melakukan kebaikan. Kau ada bersama Yesus. Kasih-Nya tak akan pernah meninggalkanmu. Kau pun akan dilindungi oleh malaikat, yang kami cantumkan sebagai nama baptis/ pelindungmu. Ya, Santo Mikhael akan membuatmu berani. Ia akan membantumu melewati segala rintangan dan membimbingmu ke jalan-Nya yang Kudus.


Aku mengasihimu, anakku. Kau adalah ciptaan istimewa yang Tuhan ciptakan untuk mewarnai hidupku. Sungguh membahagiakan memilikimu...







Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rumahku "Mewah" alias Mepet Sawah

  Beda Suasana, Beda Rasanya Kami sekeluarga sekarang tinggal di sebuah desa perbatasan Bandarlampung-Lampung Selatan. Desa kami masih di lokasi Bandarlampung. Tepatnya di Way Kandis, Bandarlampung. Membahagiakan sekaligus mempersiapkan segalanya, mental dan material untuk kami siap tinggal di rumah kami. belajar berdikari, mengelola segalanya berdua, dan hidup sebagai sebuah keluarga kecil di suatu masyarakat sosial yang notabene masih keluarga muda. Rumah kami yang "mewah" alias mepet sawah, hahahahhahaha, menjadi rumah di mana kami berteduh dari panas dan hujan, tempat kami berbagi suka dan duka, tempat kami berbagi tawa dan kegembiraan, tempat kami mempersiapkan masa depan, tempat bernaung yang nyaman, insya Allah....  :)) Malam pertama kami tidur di rumah Way Kandis terasa agak aneh, karena ketika di Gunung Sulah lingkungan sosialnya ramai 24 jam. Tiba-tiba harus berhadapan dengan suasana desa dan perkampungan, yang pukul 6 sore suasana sudah sangat sepi. Hari it

"Ibu, aku sudah bisa duduk sendiri...."

 Postingan yang tertunda, nich... Senangnya Bunuk lihat Kenzi kemarin. Saat bersandar gaya putra duyung, tiba-tiba Kenzi bergerak ke depan dan langsung posisi duduk. Bunuk senang dan sengaja membiarkan Kenzi dalam posisi itu untuk beberapa waktu. Rupanya tidak berapa lama, Kenzi maish jatuh, hehehe,,, ga papa ya, sayang, kan sedang belajar.... Kemarin sore, Kenzi ke gereja. Di gereja, sikap Kenzi nice banget.... Saat datang di barisan akhir (karena kalau Bunuk pilih ke depan, takut Kenzi rewel. Kalau di belakang, Bunuk atau Baton kan bisa langsung bawa Kenzi keluar) Kenzi tampak tertawa senang, apalagi di belakang Kenzi ada anak kecil juga seusia Farrel (teman Kenzi di dekat rumah Mbah Kakung Gunung Sulah). Kenzi tunjukkan senyum mautnya, dan sesekali tunjukkan muka jeleknya...qiqiqi. Pulang dari gereja, Kenzi ikut mobil Mbah Aung Koga sama Mbah Uti dan Mamas Tama. Kenzi masih saja tunjukkan tawa bahagianya. Saat di gereja dan di mobil, maunya main terus sama Mamas. Belum sampai di r

Belajar dari Mengamati

Belajar dari Mengamati Aku percaya bahwa setiap anak memiliki perkembangannya sendiri-sendiri. Tidak terkecuali My Kenzi.... Kebahagaiaan yang tak terkira setiap temukan bertambahnya akalnya. Tak disangkal juga, anak belajar dari mengamati. Hal itu yang sering terjadi pada Kenzi. 1. Setiap kali Kenzi menemukan bedaknya, Kenzi selalu menarik tangan orang yang di dekatnya agar membuka tangan dan seperti menumpahkan bedak ke telapak tangan kita. Kenzi akan tampak senang jika kemudian kita melakukan gerakan seperti orang membedaki wajahnya, kemudian ia akan ulangi lagi. Tampaknya Kenzi sering memperhatikan Bunuk dan Baton jika membedaki Kenzi...hmm. 2. Waktu rambut Bunuk agak panjang, Bunuk suka kuncit rambut Bunuk dengan ikat rambut berwarna biru milik Bunuk. Setiap kali Kenzi menemukan ikat rambut Bunuk, Kenzi akan pegang kepala Bunuk dan mulai mengacak-acak rambut seperti akan mengikatnya. Rupanya Kenzi suka memperhatikan Bunuk mengikat rambut...hmm 3. Nah, ini nich yang sed