Langsung ke konten utama

Kenzi 3 Tahun

Bersyukur. Adalah satu-satunya cara untuk membuat kehidupan selalu indah, cukup, hidup, dan menyenangkan. Itulah yang aku alami. Melihat perkembangan Kenzi dari hari ke hari dan melihat celotehan dan rasa ingin tahunya membuatku selalu senang dan bahagia. Apalagi kalau Kenzi sehat dan mau bermain, rasanya kebahagiaan sudah terwakilkan.

Tanggal 29 Agustus yang lalu, Kenzi merayakan ulang tahunnya yang sederhana yang ke-3 tahun. Kami berdoa dan makan cake bareng di gubuk belakang rumah. Kebetulan saat itu keluarga Pakde Endro dan Bude Harsih datang dan menyemarakkan kebahagiaan kami. Doa yang dipimpin Bude Harsih membawa suka cita besar, apalagi saat momen tiup lilin. Dengan mulut monyongnya, Kenzi meniup lilin yang diiringi tawa dan tepukan bahagia dari kami semua.

Sebagai hadiah ulang tahun, Bapak Anton dan Ibu Menuk memberikan Kenzi sebuah kado, yaitu sejenis fun smart. Yang kalau Tante Ai, Umi Hanuun belinya jutaan, ibunya Kenzi cukup beli yang ratusan (itupun kredit, wkwkwkwk). Thanks God, Kenzi sangat menikmati permainan barunya. Mainan puzzle dan buku-buku cerita pemberian Mama Yohan berangsur tergantikan dengan permainan itu. Lumayan senang, karena Kenzi mau buka buku dan terlebih sangat senang kalau disuruh bermain (padahal belajar).

Biasanya Ibu Menuk selingi belajar itu dengan permainan yang buat Kenzi senang dan ingin lagi dan lagi. Kebetulan, saat main ke rumah Jean, Kenzi diberikan beberapa buah jeruk oleh Tante Lucy. Nah, jeruk-jeruk itu Ibu Menuk jadikan sebagai hadiah jika Kenzi dapat menjawab dengan benar. Jadi, tugas Kenzi adalah mengumpulkan jeruk sebanyak-banyaknya. Daaannnn, senangnya,,, ternyata sembari mengumpulkan jeruk, Kenzi juga merasa kasihan jika jeruk-jeruk Ibu habis untuk diberikan ke Kenzi. Melihat jeruk-jeruk ibu sudah habis, Kenzi langsung berikan jeruk-jeruk itu untuk Ibu Menuk. Lumayan gak pelit nih anak, hahahhaha,,, senangnya....

Akhir-akhir ini makan Kenzi banyak. Apalagi ibu sering memasakkan sayuran (wortel dan brokoli, terlalu keseringan nih agaknya) terkadang dicampur dengan telor asin atau telor kampung (ayamnya mbah) Kenzi tidak pernah komplain. Maklum, anaknya Bapak Anton, Bapaknya kan termasuk omnivora alias pemakan segala, gak ada yang gak suka, semua suka! Hahahahhaha.... Selain banyak makan, Kenzi sudah mulai suka susu. Sekarang, Ibu Menuk gak perlu capek-capek lagi menawarkan ke Kenzi. Belum ditawarkan Kenzi sudah minta duluan. Pokoknya senang dengan kebiasaan Kenzi sekarang, hehehehe. Tapi teteuuupppp, badannya masih kayak Ibu Menuk, body sedan muatan truk gandeng, hahahhaha.








Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rumahku "Mewah" alias Mepet Sawah

  Beda Suasana, Beda Rasanya Kami sekeluarga sekarang tinggal di sebuah desa perbatasan Bandarlampung-Lampung Selatan. Desa kami masih di lokasi Bandarlampung. Tepatnya di Way Kandis, Bandarlampung. Membahagiakan sekaligus mempersiapkan segalanya, mental dan material untuk kami siap tinggal di rumah kami. belajar berdikari, mengelola segalanya berdua, dan hidup sebagai sebuah keluarga kecil di suatu masyarakat sosial yang notabene masih keluarga muda. Rumah kami yang "mewah" alias mepet sawah, hahahahhahaha, menjadi rumah di mana kami berteduh dari panas dan hujan, tempat kami berbagi suka dan duka, tempat kami berbagi tawa dan kegembiraan, tempat kami mempersiapkan masa depan, tempat bernaung yang nyaman, insya Allah....  :)) Malam pertama kami tidur di rumah Way Kandis terasa agak aneh, karena ketika di Gunung Sulah lingkungan sosialnya ramai 24 jam. Tiba-tiba harus berhadapan dengan suasana desa dan perkampungan, yang pukul 6 sore suasana sudah sangat sepi. Hari it

"Ibu, aku sudah bisa duduk sendiri...."

 Postingan yang tertunda, nich... Senangnya Bunuk lihat Kenzi kemarin. Saat bersandar gaya putra duyung, tiba-tiba Kenzi bergerak ke depan dan langsung posisi duduk. Bunuk senang dan sengaja membiarkan Kenzi dalam posisi itu untuk beberapa waktu. Rupanya tidak berapa lama, Kenzi maish jatuh, hehehe,,, ga papa ya, sayang, kan sedang belajar.... Kemarin sore, Kenzi ke gereja. Di gereja, sikap Kenzi nice banget.... Saat datang di barisan akhir (karena kalau Bunuk pilih ke depan, takut Kenzi rewel. Kalau di belakang, Bunuk atau Baton kan bisa langsung bawa Kenzi keluar) Kenzi tampak tertawa senang, apalagi di belakang Kenzi ada anak kecil juga seusia Farrel (teman Kenzi di dekat rumah Mbah Kakung Gunung Sulah). Kenzi tunjukkan senyum mautnya, dan sesekali tunjukkan muka jeleknya...qiqiqi. Pulang dari gereja, Kenzi ikut mobil Mbah Aung Koga sama Mbah Uti dan Mamas Tama. Kenzi masih saja tunjukkan tawa bahagianya. Saat di gereja dan di mobil, maunya main terus sama Mamas. Belum sampai di r

Belajar dari Mengamati

Belajar dari Mengamati Aku percaya bahwa setiap anak memiliki perkembangannya sendiri-sendiri. Tidak terkecuali My Kenzi.... Kebahagaiaan yang tak terkira setiap temukan bertambahnya akalnya. Tak disangkal juga, anak belajar dari mengamati. Hal itu yang sering terjadi pada Kenzi. 1. Setiap kali Kenzi menemukan bedaknya, Kenzi selalu menarik tangan orang yang di dekatnya agar membuka tangan dan seperti menumpahkan bedak ke telapak tangan kita. Kenzi akan tampak senang jika kemudian kita melakukan gerakan seperti orang membedaki wajahnya, kemudian ia akan ulangi lagi. Tampaknya Kenzi sering memperhatikan Bunuk dan Baton jika membedaki Kenzi...hmm. 2. Waktu rambut Bunuk agak panjang, Bunuk suka kuncit rambut Bunuk dengan ikat rambut berwarna biru milik Bunuk. Setiap kali Kenzi menemukan ikat rambut Bunuk, Kenzi akan pegang kepala Bunuk dan mulai mengacak-acak rambut seperti akan mengikatnya. Rupanya Kenzi suka memperhatikan Bunuk mengikat rambut...hmm 3. Nah, ini nich yang sed