Langsung ke konten utama

Aku Harus Belajar!!!





Hari ini hari yang WOW dan WEW... kalau ada emoticon lagi ngelap keringet, mau deh ditarok di sini, biar tergambar segala rasa gundah gulanaku. Berawal dan diakhiri dengan kemanjaan Kenzi yang sempat buatku 'gondok', duuuhhhh, kalau begini, rasa-rasanya kok aku belum bisa sepenuhnya menjadi ibu yang baik.... sedih, kecewa sama diri sendiri.

Kemudian, aku berpikir ulang, semua yang ada dalam diri Kenzi sekarang, pastinya terbentuk oleh karena bentukanku sendiri, aku yang membentuknya! Aku runut kembali hal-hal yang sekarang akhirnya buat aku blingsatan sendiri. Contoh kecil yang sering disindir Bapak Anton adalah sikapku yang terkadang suka berlebihan terhadap Kenzi. Aku terbiasa memeluknya dan bermain dengannya seolah-olah dia adalah boneka kecilku yang harus aku jaga sedemikian rupa. Intinya, aku belum percaya sepenuhnya dengan Kenzi. Padahal, seorang anak itu berkembang dan bertumbuh. Lain lagi cerita semalam, saat kami mengunjungi PKOR untuk sekedar naik mobil-mobilan (accu). Tampak sekali kalau Bapak Anton dengan tenangnya melihat Kenzi dari jauh, sedangkan aku berlari-larian mengikuti arah mobil Kenzi, teriak-teriak sendiri saat tahu mobilnya hampir menabrak pengendara kecil lain, mengajari dengan agak keras kalau jangan belok kanan atau kiri mulu, duuuhhhh... sedang Bapak Anton selalu mengingatkan aku untuk membiarkannya, tapi aku yang gak bisa. Terlalu. Teorinya aja yang sok oke, tapi penerapannya ternyata aku mesti banyak belajar dengan lelakiku itu.

Kejadian sore ini harus membuat aku merefleksikan diri, apa yang harus aku benahi dalam cara aku mendidiknya. Kudu banyak belajar. But upz, gak cuma belajar doang ya, inget!!! penerapannya juga kudu oke. Aku sungguh menyadari betapa aku masih banyak kekurangan... kasihan buat diriku sendiri, deh....hikzzz hua hua hua, nangis sampe air mata menganak sungai, banjiirrrr.


Kenangan saat tinggal di Gunung Sulah masih tersimpan beberapa gambar. Salah satunya gambar di atas. Kenzi bareng Mbak Elsa dan Mbak (duuuhhh, lupa, siapa ya nama adiknya Mbak Elsa ini??? maaf ya, Mbak Menuk lupa, maklum, faktor U, hahhahaha)


Hihihihihihi, kalau ingat gimana gambar ini diambil suka tersenyum sendiri. Jadi ceritanya, baru pertama kalinya Kenzi bertemu dengan cewek kecil yang cantik ini (lagi-lagi Ibu Menuk lupa namanya, haduuuhhhh, tampaknya beneran nichh, faktor U!). Jadi si gadis kecil gak mau banget, karena pertama kalinya ketemu, Kenzi ngejeeeerrr mulu... jadilah si cewek kecil nangis gara-gara diikutin kenzi mulu...dengan ksatrianya, jagoan ibu trus mendekati biar si gadis kecil gak ngambek dan mau temenan sama Kenzi. Entah dengan terpaksa atau pasrah, akhirnya si gadis kecil mau juga berteman walau hanya sebentar bertemu. Kejadian berlangsung di depan rumah Mbah Sisil, di depan bekas sekolah TK Among Putra (TK-nya Ibu Menuk doloeeee sekaliiii ).




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rumahku "Mewah" alias Mepet Sawah

  Beda Suasana, Beda Rasanya Kami sekeluarga sekarang tinggal di sebuah desa perbatasan Bandarlampung-Lampung Selatan. Desa kami masih di lokasi Bandarlampung. Tepatnya di Way Kandis, Bandarlampung. Membahagiakan sekaligus mempersiapkan segalanya, mental dan material untuk kami siap tinggal di rumah kami. belajar berdikari, mengelola segalanya berdua, dan hidup sebagai sebuah keluarga kecil di suatu masyarakat sosial yang notabene masih keluarga muda. Rumah kami yang "mewah" alias mepet sawah, hahahahhahaha, menjadi rumah di mana kami berteduh dari panas dan hujan, tempat kami berbagi suka dan duka, tempat kami berbagi tawa dan kegembiraan, tempat kami mempersiapkan masa depan, tempat bernaung yang nyaman, insya Allah....  :)) Malam pertama kami tidur di rumah Way Kandis terasa agak aneh, karena ketika di Gunung Sulah lingkungan sosialnya ramai 24 jam. Tiba-tiba harus berhadapan dengan suasana desa dan perkampungan, yang pukul 6 sore suasana sudah sangat sepi. Hari it

"Ibu, aku sudah bisa duduk sendiri...."

 Postingan yang tertunda, nich... Senangnya Bunuk lihat Kenzi kemarin. Saat bersandar gaya putra duyung, tiba-tiba Kenzi bergerak ke depan dan langsung posisi duduk. Bunuk senang dan sengaja membiarkan Kenzi dalam posisi itu untuk beberapa waktu. Rupanya tidak berapa lama, Kenzi maish jatuh, hehehe,,, ga papa ya, sayang, kan sedang belajar.... Kemarin sore, Kenzi ke gereja. Di gereja, sikap Kenzi nice banget.... Saat datang di barisan akhir (karena kalau Bunuk pilih ke depan, takut Kenzi rewel. Kalau di belakang, Bunuk atau Baton kan bisa langsung bawa Kenzi keluar) Kenzi tampak tertawa senang, apalagi di belakang Kenzi ada anak kecil juga seusia Farrel (teman Kenzi di dekat rumah Mbah Kakung Gunung Sulah). Kenzi tunjukkan senyum mautnya, dan sesekali tunjukkan muka jeleknya...qiqiqi. Pulang dari gereja, Kenzi ikut mobil Mbah Aung Koga sama Mbah Uti dan Mamas Tama. Kenzi masih saja tunjukkan tawa bahagianya. Saat di gereja dan di mobil, maunya main terus sama Mamas. Belum sampai di r

Belajar dari Mengamati

Belajar dari Mengamati Aku percaya bahwa setiap anak memiliki perkembangannya sendiri-sendiri. Tidak terkecuali My Kenzi.... Kebahagaiaan yang tak terkira setiap temukan bertambahnya akalnya. Tak disangkal juga, anak belajar dari mengamati. Hal itu yang sering terjadi pada Kenzi. 1. Setiap kali Kenzi menemukan bedaknya, Kenzi selalu menarik tangan orang yang di dekatnya agar membuka tangan dan seperti menumpahkan bedak ke telapak tangan kita. Kenzi akan tampak senang jika kemudian kita melakukan gerakan seperti orang membedaki wajahnya, kemudian ia akan ulangi lagi. Tampaknya Kenzi sering memperhatikan Bunuk dan Baton jika membedaki Kenzi...hmm. 2. Waktu rambut Bunuk agak panjang, Bunuk suka kuncit rambut Bunuk dengan ikat rambut berwarna biru milik Bunuk. Setiap kali Kenzi menemukan ikat rambut Bunuk, Kenzi akan pegang kepala Bunuk dan mulai mengacak-acak rambut seperti akan mengikatnya. Rupanya Kenzi suka memperhatikan Bunuk mengikat rambut...hmm 3. Nah, ini nich yang sed