Langsung ke konten utama

Edisi Januari 2013

 Apa Sih yang Nggak...???

Habis sakit, tampak kurus dan masih lemas....

Kenzi sakit untuk yang ketiga kalinya di usianya yang ke-2 tahun. Ketiga ini adalah yang terparah. Sebelum-sebelumnya Bunuk hanya beri obat tradisional yang berupa air kencur+madu+air jeruk nipis, sudah pasti sembuh. Namun, sakit yang kemarin sungguh-sungguh buat Bunuk was-was karena sampai tiga hari panasnya tidak turun juga. 

Akhirnya, Bapak Anton dan Bunuk bawa Kenzi ke dokter spesialis anak, dr.Ruskandi. Dokte memberikan 4 jenis obat. Esoknya panas Kenzi sudah turun. Jika sampai esok harinya, setelah periksa, panas Kenzi tidak turun juga, maka dokter menyarankan agar Kenzi cek darah untuk menghindari kemungkinan sakit yang lebih parah. Puji Tuhan, keadaan Kenzi sudah membaik, walaupun sampai pagi ini masih lemes dan maunya ditemani Bunuk. Sampai-sampai Bunuk gak bisa beranjak dari tempat tidur untuk menemani Kenzi padahal Bunuk harus kerja. Alhasil, Bunuk harus sms Bpk. Natalius Hutahaean untuk ijin hadir terlambat lagi. Untungnya beliau mengerti dan mengijinkan.

Bunuk baru saja baca blognya Tante Ai (m-noor-basuki-family.blogspot.com). Bahwa di usia Hanuun yang 2 tahun ini, seringkali Hanuun tantrum. Kok, sama, ya? hehehehhe. Sikap Kenzi akhir-akhir ini menunjukkan gejala tantrum itu! 

Suatu hari, Bunuk ingin bermain-main dengan Kenzi. Kenzi tampak asyik menonton film Cars kesukaannya. Tampaknya ia tidak suka diganggu saat asyik menonton film kesayangannya itu. Alhasil, tendangan kakinya mendarat di muka Bunuk sambil berkata, "Ishhhhh, Ibu ini, lhooooo..." Entah, dapat kata-kata seperti itu dari mana, yang pasti apapun, sama kesimpulannya dengan Tante Ai, faktor pembentuk dominan adalah dari lingkungan. Bunuk pun sempat dengar, Kenzi pernah mengeluh dan komplain dengan kalimat, "Ibu Menuk losssss, Ibu Menuk lossss," Awww, awwww, tanda-tanda gaswat ini mah.... tapi yang Bunuk lakukan saat itu adalah tersenyum, karena Bunuk yakin Kenzi tidak tahu artinya.

Setelah sakit ini pun, sikap kenzi menunjukkan hal yang lebih serius lagi. Entah karena bawaan kemanjaannya setelah sakit atau apa, entah, tidak diketahui dengan jelas. Kenzi lebih banyak menunjukkan lewat fisik, misalnya menendang, menabok, seolah-olah mengusir kehadiran Bunuk dan Bapak Anton. Hal itulah yang kadang membuat Bapak Anton dan Bunuk sedih. 

Sekarang tinggal memikirkan cara dan trik yang tepat untuk mengurangi sikap-sikap negatif yang ditunjukkan Kenzi akhir-akhir ini. Kami pun menyadari, lingkungan sosial Kenzi bertambah sejak Kenzi kami titipkan di tempat penitipan dekat rumah, yang pastinya terpercaya, untuk kami percaya menjaga Kenzi selama kami bekerja. 

Alasan utama kami membawa Kenzi ke sana adalah masalah sosial. Awalnya Kenzi kecil adalah anak yang tidak bisa berbagi. Namu, sebulan dari sana, banyak perubahan positif yang Kenzi dapat. Misalnya, Kenzi di usia 2 tahun 3 bulan bisa ke toilet sendiri, BAB tanpa ditatur (sudah bisa nongkrong), kalau mau pipips atau BAB pasti ngomong dulu, bebas pampers, bisa buang sampah sendiri, dan mau berbagi mainan dengan teman.

Namun, tidak menutup kemungkinan, hal-hal yang positif yang didapat, pastinya ada sisi negatif yang Kenzi dapat. Untuk itulah, usaha kami sebagai orang tua untuk lebih peka dan mencari cara bagaimana menghilangkan sikap atau emosi negatif yang ada dalam diri Kenzi.

Beberapa hari yang lalu, Bunuk mengikuti seminar dengan seorang pakar psikolog pendidikan karakter dari Surabaya. Namanya Bapak Timothy Wibowo. Banyak hal yang Bunuk dapatkan dalam seminar itu, dan tentunya bisa Bunuk terapkan, baik di rumah ataupun di tempat Bunuk mengajar, Sekolah Tunas Mekar Indonesia tercinta.

Dalam seminar itu diungkapkan bahwa pada dasarnya kebutuhan emosi seorang anak itu ada 3 hal, antara lain penerimaan/ merasa dicintai, perasaan aman secara emosional, dan kontrol. Jika ketiga dasar itu dipenuhi, maka mudah bagi seorang anak untuk mencapai prestasi tinggi, yaitu dengan cara:
a. Meningkatkan rasa PD-nya untuk membuat ia "merasa mampu"
b. Tingkatkan keyakinan kita pada inisiatif dan motivasi dirinya
c. tercapailah pada yang namanya Prestasi Tinggi

Orang tua akan merasa lebih repot kelak, jika pada masa pertumbuhan dan perkembangan atau masa emasnya, kita, sebagai orang tua tidak memberikan konsep diri yang baik dalam keluarga. Selalu memberikan kalimat positif, konsep diri yang baik dan positif, akan membantunya memiliki harga diri dan citra diri yang baik, sehingga meningkatkan dan menaikkan harga dirinya sebagai anak, sehingga mudah baginya untuk meraih apa yang ia inginkan.



Kenzi bermain dengan Mbak Dhea

Ada dua senjata yang harus dimiliki orang tua untuk memenuhi kebutuhan dasar emosi anak:
a. cinta tak bersyarat
b. keahlian untu menetralkan atau melepaskan emosi negatif.

Sebagai orang tua, kita harus memenuhi tangki cintanya. Itulah yang sampai sekarang menjadi PR bagi Bunuk dan Bapak Anton untuk mmbesarkan Kenzi dan Mamas Tama. Jika seorang anak sudah dipenuhi tangki cintanya, maka anak akan merasa bahagia, mudah diajak bekerja sama, dan mencapai potensi terbaiknya.

Ada kalimat positif yang dapat membantu kepercayaan diri seorang anak, yaitu;
a. mudah buat kamu ....
b. sangat menyenangkan buat kamu ....

Semoga Bunuk dan Bapak Anton bisa membesarkan kalian, Kenzi dan Mamas Tama, dengan cinta yang tulus dan tak bersyarat. Walaupun Bunuk dan Bapak Anton masih sulit untuk menerapkan ilmu ini kepada Mamas Tama karena kondisinya Mamas Tama tinggal di rumah Mbah Koga. Semoga Tuhan bantu Bunuk dan Bapak Anton untuk ini....amin.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rumahku "Mewah" alias Mepet Sawah

  Beda Suasana, Beda Rasanya Kami sekeluarga sekarang tinggal di sebuah desa perbatasan Bandarlampung-Lampung Selatan. Desa kami masih di lokasi Bandarlampung. Tepatnya di Way Kandis, Bandarlampung. Membahagiakan sekaligus mempersiapkan segalanya, mental dan material untuk kami siap tinggal di rumah kami. belajar berdikari, mengelola segalanya berdua, dan hidup sebagai sebuah keluarga kecil di suatu masyarakat sosial yang notabene masih keluarga muda. Rumah kami yang "mewah" alias mepet sawah, hahahahhahaha, menjadi rumah di mana kami berteduh dari panas dan hujan, tempat kami berbagi suka dan duka, tempat kami berbagi tawa dan kegembiraan, tempat kami mempersiapkan masa depan, tempat bernaung yang nyaman, insya Allah....  :)) Malam pertama kami tidur di rumah Way Kandis terasa agak aneh, karena ketika di Gunung Sulah lingkungan sosialnya ramai 24 jam. Tiba-tiba harus berhadapan dengan suasana desa dan perkampungan, yang pukul 6 sore suasana sudah sangat sepi. Hari it

"Ibu, aku sudah bisa duduk sendiri...."

 Postingan yang tertunda, nich... Senangnya Bunuk lihat Kenzi kemarin. Saat bersandar gaya putra duyung, tiba-tiba Kenzi bergerak ke depan dan langsung posisi duduk. Bunuk senang dan sengaja membiarkan Kenzi dalam posisi itu untuk beberapa waktu. Rupanya tidak berapa lama, Kenzi maish jatuh, hehehe,,, ga papa ya, sayang, kan sedang belajar.... Kemarin sore, Kenzi ke gereja. Di gereja, sikap Kenzi nice banget.... Saat datang di barisan akhir (karena kalau Bunuk pilih ke depan, takut Kenzi rewel. Kalau di belakang, Bunuk atau Baton kan bisa langsung bawa Kenzi keluar) Kenzi tampak tertawa senang, apalagi di belakang Kenzi ada anak kecil juga seusia Farrel (teman Kenzi di dekat rumah Mbah Kakung Gunung Sulah). Kenzi tunjukkan senyum mautnya, dan sesekali tunjukkan muka jeleknya...qiqiqi. Pulang dari gereja, Kenzi ikut mobil Mbah Aung Koga sama Mbah Uti dan Mamas Tama. Kenzi masih saja tunjukkan tawa bahagianya. Saat di gereja dan di mobil, maunya main terus sama Mamas. Belum sampai di r

Belajar dari Mengamati

Belajar dari Mengamati Aku percaya bahwa setiap anak memiliki perkembangannya sendiri-sendiri. Tidak terkecuali My Kenzi.... Kebahagaiaan yang tak terkira setiap temukan bertambahnya akalnya. Tak disangkal juga, anak belajar dari mengamati. Hal itu yang sering terjadi pada Kenzi. 1. Setiap kali Kenzi menemukan bedaknya, Kenzi selalu menarik tangan orang yang di dekatnya agar membuka tangan dan seperti menumpahkan bedak ke telapak tangan kita. Kenzi akan tampak senang jika kemudian kita melakukan gerakan seperti orang membedaki wajahnya, kemudian ia akan ulangi lagi. Tampaknya Kenzi sering memperhatikan Bunuk dan Baton jika membedaki Kenzi...hmm. 2. Waktu rambut Bunuk agak panjang, Bunuk suka kuncit rambut Bunuk dengan ikat rambut berwarna biru milik Bunuk. Setiap kali Kenzi menemukan ikat rambut Bunuk, Kenzi akan pegang kepala Bunuk dan mulai mengacak-acak rambut seperti akan mengikatnya. Rupanya Kenzi suka memperhatikan Bunuk mengikat rambut...hmm 3. Nah, ini nich yang sed