Kenzi sakit untuk yang ketiga kalinya di usianya yang ke-2 tahun. Ketiga ini adalah yang terparah. Sebelum-sebelumnya Bunuk hanya beri obat tradisional yang berupa air kencur+madu+air jeruk nipis, sudah pasti sembuh. Namun, sakit yang kemarin sungguh-sungguh buat Bunuk was-was karena sampai tiga hari panasnya tidak turun juga.
Akhirnya, Bapak Anton dan Bunuk bawa Kenzi ke dokter spesialis anak, dr.Ruskandi. Dokte memberikan 4 jenis obat. Esoknya panas Kenzi sudah turun. Jika sampai esok harinya, setelah periksa, panas Kenzi tidak turun juga, maka dokter menyarankan agar Kenzi cek darah untuk menghindari kemungkinan sakit yang lebih parah. Puji Tuhan, keadaan Kenzi sudah membaik, walaupun sampai pagi ini masih lemes dan maunya ditemani Bunuk. Sampai-sampai Bunuk gak bisa beranjak dari tempat tidur untuk menemani Kenzi padahal Bunuk harus kerja. Alhasil, Bunuk harus sms Bpk. Natalius Hutahaean untuk ijin hadir terlambat lagi. Untungnya beliau mengerti dan mengijinkan.
Bunuk baru saja baca blognya Tante Ai (m-noor-basuki-family.blogspot.com). Bahwa di usia Hanuun yang 2 tahun ini, seringkali Hanuun tantrum. Kok, sama, ya? hehehehhe. Sikap Kenzi akhir-akhir ini menunjukkan gejala tantrum itu!
Suatu hari, Bunuk ingin bermain-main dengan Kenzi. Kenzi tampak asyik menonton film Cars kesukaannya. Tampaknya ia tidak suka diganggu saat asyik menonton film kesayangannya itu. Alhasil, tendangan kakinya mendarat di muka Bunuk sambil berkata, "Ishhhhh, Ibu ini, lhooooo..." Entah, dapat kata-kata seperti itu dari mana, yang pasti apapun, sama kesimpulannya dengan Tante Ai, faktor pembentuk dominan adalah dari lingkungan. Bunuk pun sempat dengar, Kenzi pernah mengeluh dan komplain dengan kalimat, "Ibu Menuk losssss, Ibu Menuk lossss," Awww, awwww, tanda-tanda gaswat ini mah.... tapi yang Bunuk lakukan saat itu adalah tersenyum, karena Bunuk yakin Kenzi tidak tahu artinya.
Setelah sakit ini pun, sikap kenzi menunjukkan hal yang lebih serius lagi. Entah karena bawaan kemanjaannya setelah sakit atau apa, entah, tidak diketahui dengan jelas. Kenzi lebih banyak menunjukkan lewat fisik, misalnya menendang, menabok, seolah-olah mengusir kehadiran Bunuk dan Bapak Anton. Hal itulah yang kadang membuat Bapak Anton dan Bunuk sedih.
Sekarang tinggal memikirkan cara dan trik yang tepat untuk mengurangi sikap-sikap negatif yang ditunjukkan Kenzi akhir-akhir ini. Kami pun menyadari, lingkungan sosial Kenzi bertambah sejak Kenzi kami titipkan di tempat penitipan dekat rumah, yang pastinya terpercaya, untuk kami percaya menjaga Kenzi selama kami bekerja.
Alasan utama kami membawa Kenzi ke sana adalah masalah sosial. Awalnya Kenzi kecil adalah anak yang tidak bisa berbagi. Namu, sebulan dari sana, banyak perubahan positif yang Kenzi dapat. Misalnya, Kenzi di usia 2 tahun 3 bulan bisa ke toilet sendiri, BAB tanpa ditatur (sudah bisa nongkrong), kalau mau pipips atau BAB pasti ngomong dulu, bebas pampers, bisa buang sampah sendiri, dan mau berbagi mainan dengan teman.
Namun, tidak menutup kemungkinan, hal-hal yang positif yang didapat, pastinya ada sisi negatif yang Kenzi dapat. Untuk itulah, usaha kami sebagai orang tua untuk lebih peka dan mencari cara bagaimana menghilangkan sikap atau emosi negatif yang ada dalam diri Kenzi.
Beberapa hari yang lalu, Bunuk mengikuti seminar dengan seorang pakar psikolog pendidikan karakter dari Surabaya. Namanya Bapak Timothy Wibowo. Banyak hal yang Bunuk dapatkan dalam seminar itu, dan tentunya bisa Bunuk terapkan, baik di rumah ataupun di tempat Bunuk mengajar, Sekolah Tunas Mekar Indonesia tercinta.
Dalam seminar itu diungkapkan bahwa pada dasarnya kebutuhan emosi seorang anak itu ada 3 hal, antara lain penerimaan/ merasa dicintai, perasaan aman secara emosional, dan kontrol. Jika ketiga dasar itu dipenuhi, maka mudah bagi seorang anak untuk mencapai prestasi tinggi, yaitu dengan cara:
a. Meningkatkan rasa PD-nya untuk membuat ia "merasa mampu"
b. Tingkatkan keyakinan kita pada inisiatif dan motivasi dirinya
c. tercapailah pada yang namanya Prestasi Tinggi
Orang tua akan merasa lebih repot kelak, jika pada masa pertumbuhan dan perkembangan atau masa emasnya, kita, sebagai orang tua tidak memberikan konsep diri yang baik dalam keluarga. Selalu memberikan kalimat positif, konsep diri yang baik dan positif, akan membantunya memiliki harga diri dan citra diri yang baik, sehingga meningkatkan dan menaikkan harga dirinya sebagai anak, sehingga mudah baginya untuk meraih apa yang ia inginkan.
Kenzi bermain dengan Mbak Dhea
Ada dua senjata yang harus dimiliki orang tua untuk memenuhi kebutuhan dasar emosi anak:
a. cinta tak bersyarat
b. keahlian untu menetralkan atau melepaskan emosi negatif.
Sebagai orang tua, kita harus memenuhi tangki cintanya. Itulah yang sampai sekarang menjadi PR bagi Bunuk dan Bapak Anton untuk mmbesarkan Kenzi dan Mamas Tama. Jika seorang anak sudah dipenuhi tangki cintanya, maka anak akan merasa bahagia, mudah diajak bekerja sama, dan mencapai potensi terbaiknya.
Ada kalimat positif yang dapat membantu kepercayaan diri seorang anak, yaitu;
a. mudah buat kamu ....
b. sangat menyenangkan buat kamu ....
Semoga Bunuk dan Bapak Anton bisa membesarkan kalian, Kenzi dan Mamas Tama, dengan cinta yang tulus dan tak bersyarat. Walaupun Bunuk dan Bapak Anton masih sulit untuk menerapkan ilmu ini kepada Mamas Tama karena kondisinya Mamas Tama tinggal di rumah Mbah Koga. Semoga Tuhan bantu Bunuk dan Bapak Anton untuk ini....amin.
Komentar
Posting Komentar