Langsung ke konten utama

Agar Produksi ASI Lancar Menurut Simbah

Pengalaman hamil dan melahirkan adaah pengalaman yang paling amazing dalam hidupku. Apalagi mendapatkan buah hati yang sehat dan menggemaskan. Namun, selama pertumbuhan dan perkembangannya, tidak dirgukan bahwa kesehatan buah hati tergantung juga bagaimana sang ibu merawatnya.

Pertumbuhan Kenzi selalu diikuti oleh ibuku (mbah putri Kenzi). Banyak petuah yang kadang tidak logis tetapi tetap harus kulakukan. Nah, kalau posting yang ini masih logis dan tetap aku ikuti. Yaitu konsumsi beberapa jenis makanan yang dapat meningkatkan produksi ASI-ku selama merawat si kecil.

Berikut ini beberapa makanan yang bisa dikonsumsi yang dapat meningkatkan produksi ASI menurut para simbah dan ibu-ibu yang aku curi pengalamannya, hehehe:
a. Daun Katuk
Daun yang ini, mah, siapa sich yang tak tahu. Daun Katuk sejak dulu memang dipercaya untuk meningkatkan produksi ASI. Bunda bisa mengonsumsinya dengan membuat sayur bening. Kalau Bunda tidak ingin repot, sekarang kan sudah ada ekstrak daun katuk dalam bentuk tablet.
b. Kecipir
Para Bunda pasti tahu dengan jenis sayuran ini. Biasanya dikonsumsi orang untuk lalap. Cukup direbus, tambahkan garam, buat sambal, siap deh disantap. (catatak: sambal jangan pedas-pedas, kasian baby kita)
c. Jagung Muda
Hmmm, jagung muda juga ternyata bisa dipercaya untuk memproduksi ASI kita. Cukup direbus dan jadikan teman ketika nonton teve asyik juga.
d. Ketumbar
Ketumbar disangrai (digoreng tanpa minyak), kemudian ditumbuk dan cukup diberi garam. Makan dengan nasi hangat cukup enak, kok. Pengalaman yang ini aku dapatkan dari ibu temanku.
e. Pepaya pentil (yang masih kecil)
Semua bagian tumbuhan pepaya banyak manfaatnya. Salah satunya adalah buahnya yang masih kecil. Cukup direbus, jadikan lalap.
f. Daun Pepaya
Kalau yang sebelumnya adalah buahnya yang masih pentil (kecil), daun pepaya juga bisa dipercaya sebagai salah satu makanan yang dikonsumsi untuk memproduksi ASI kita. Cukup direbus (campur dengan daun singkong agar tidak terlalu pahit), jadikan lalap. Nah, kalau Bunda tidak suka karena pahitnya, biasanya saya memasaknya dengan cara ditumis. Tetapi tetap gnakan campuran daun singkong agar tidak pahit. Bumbu tumis seperti biasa dan kalau ingin lebih enak dan sedap lagi, pakailah teri kering.... serasa kembali ke desa, dech!hehehee

Demikian semoga bisa bermanfaat.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rumahku "Mewah" alias Mepet Sawah

  Beda Suasana, Beda Rasanya Kami sekeluarga sekarang tinggal di sebuah desa perbatasan Bandarlampung-Lampung Selatan. Desa kami masih di lokasi Bandarlampung. Tepatnya di Way Kandis, Bandarlampung. Membahagiakan sekaligus mempersiapkan segalanya, mental dan material untuk kami siap tinggal di rumah kami. belajar berdikari, mengelola segalanya berdua, dan hidup sebagai sebuah keluarga kecil di suatu masyarakat sosial yang notabene masih keluarga muda. Rumah kami yang "mewah" alias mepet sawah, hahahahhahaha, menjadi rumah di mana kami berteduh dari panas dan hujan, tempat kami berbagi suka dan duka, tempat kami berbagi tawa dan kegembiraan, tempat kami mempersiapkan masa depan, tempat bernaung yang nyaman, insya Allah....  :)) Malam pertama kami tidur di rumah Way Kandis terasa agak aneh, karena ketika di Gunung Sulah lingkungan sosialnya ramai 24 jam. Tiba-tiba harus berhadapan dengan suasana desa dan perkampungan, yang pukul 6 sore suasana sudah sangat sepi. Hari it

"Ibu, aku sudah bisa duduk sendiri...."

 Postingan yang tertunda, nich... Senangnya Bunuk lihat Kenzi kemarin. Saat bersandar gaya putra duyung, tiba-tiba Kenzi bergerak ke depan dan langsung posisi duduk. Bunuk senang dan sengaja membiarkan Kenzi dalam posisi itu untuk beberapa waktu. Rupanya tidak berapa lama, Kenzi maish jatuh, hehehe,,, ga papa ya, sayang, kan sedang belajar.... Kemarin sore, Kenzi ke gereja. Di gereja, sikap Kenzi nice banget.... Saat datang di barisan akhir (karena kalau Bunuk pilih ke depan, takut Kenzi rewel. Kalau di belakang, Bunuk atau Baton kan bisa langsung bawa Kenzi keluar) Kenzi tampak tertawa senang, apalagi di belakang Kenzi ada anak kecil juga seusia Farrel (teman Kenzi di dekat rumah Mbah Kakung Gunung Sulah). Kenzi tunjukkan senyum mautnya, dan sesekali tunjukkan muka jeleknya...qiqiqi. Pulang dari gereja, Kenzi ikut mobil Mbah Aung Koga sama Mbah Uti dan Mamas Tama. Kenzi masih saja tunjukkan tawa bahagianya. Saat di gereja dan di mobil, maunya main terus sama Mamas. Belum sampai di r

Belajar dari Mengamati

Belajar dari Mengamati Aku percaya bahwa setiap anak memiliki perkembangannya sendiri-sendiri. Tidak terkecuali My Kenzi.... Kebahagaiaan yang tak terkira setiap temukan bertambahnya akalnya. Tak disangkal juga, anak belajar dari mengamati. Hal itu yang sering terjadi pada Kenzi. 1. Setiap kali Kenzi menemukan bedaknya, Kenzi selalu menarik tangan orang yang di dekatnya agar membuka tangan dan seperti menumpahkan bedak ke telapak tangan kita. Kenzi akan tampak senang jika kemudian kita melakukan gerakan seperti orang membedaki wajahnya, kemudian ia akan ulangi lagi. Tampaknya Kenzi sering memperhatikan Bunuk dan Baton jika membedaki Kenzi...hmm. 2. Waktu rambut Bunuk agak panjang, Bunuk suka kuncit rambut Bunuk dengan ikat rambut berwarna biru milik Bunuk. Setiap kali Kenzi menemukan ikat rambut Bunuk, Kenzi akan pegang kepala Bunuk dan mulai mengacak-acak rambut seperti akan mengikatnya. Rupanya Kenzi suka memperhatikan Bunuk mengikat rambut...hmm 3. Nah, ini nich yang sed